Jumat, 17 Agustus 2012

Cerpen 1

                                                                   Bakat yang Terpendam
         
                   Sebelumnya memang tak pernah kuduga akan seperti ini. Mungkin ini seperti bakat yang terpendam. Atau mungkin aku tidak pernah menyadarinya. Tapi aku bersyukur kini telah kuketahui. Cerita ini berawal ketika aku kelas 2 SMP. Awalnya memang biasa saja sampai seorang temanku bernama Raihan mengajakku,
 "Rin, 1 bulan lagi akan ada lomba teater. Kamu aku pilih buat seleksi lomba. Nanti pulang sekolah datang ya.."
"Kenapa harus aku yang dipilih? aku kan belum punya pengalaman sama sekali." Kataku.
Raihan adalah teman sekelasku. Menurutku keunggulan dia, dia sangat mahir dalam membaca puisi dan segala sesuatu tentang sastra.
"Tidak apa-apa, aku juga belum punya pengalaman dalam bidang teater. Aku juga ragu apakah aku bisa dalam bidang teater atau tidak. Tapi yakin sajalah. Jangan lupa sepulang skolah nanti."
Tadi dia mengatakan kalau dia ragu. tapi lihat saja nanti, ia pasti mahir. Sedangkan aku?
                        Jam dinding menunjukkan angka pukul setengah 2. Itu artinya pelajaran hari ini telah usai. Aku bersama temanku, Anggi yang juga dipilih Raihan untuk mengikuti lomba teater, menuju ke LAB bahasa. banyak sekali ternyata sainganku yang mengikuti seleksi lomba.Guru pendampingku sudah menyiapkan dua orang pelatih untuk menyeleksi sekaligus sebagai calon pelatih lomba. Pelatih itu membagikan naskah kepada kami. Naskah itu berjudul 'Ande-Ande Lumut'. mungkin teman-teman yang lain sudah mengetahui cerita ini. Tapi aku belum tau. Jadi aku belum tau watak dari tokoh tersebut. Saat salah seorang pelatih itu menunjukku untuk membacakan dialog Klenting Kuning, aku hanya bingung. Kupikir Klenting Kuning memiliki watak yang buruk. Jadi aku membacakan dialog itu dengan agak cuek.
"Loohh.. kenapa kau membacakan watak Klenting Kuning seperti itu Rini? Klenting Kuning kan berwatak baik." Anggi mengkritikku.
"Oh ya? Benarkah?" Aku hanya tertawa dalam hatiku karena kuketahui ternyata Klenting Kuning berwatak baik, bukan buruk.
                              Kini pelatih menyebutkan nama-nama yang terpilih menjadi peran. Bagi yang tidak terpanggil bisa pulang, dan artinya tidak terpilih lomba. Ternyata aku terpilih! Aku terpilih menjadi Klenting Merah, atau pemain antagonis. Hhhhmm.. mungkin kupikir karena cara bicaraku saat membacakan dialog. Tapi Anggi tidak terpilih. Jadi terpaksa kita harus terpisah. Sedangkan Raihan, sudah kuduga dia itu memang pintar. Ia terpilih menjadi narator. Hhhmm.. sebenarnya saat kupikr pikir, aku tidak berminat dalam bidang teater. Tapi aku sudah terpilih. Jadi ini merupakan tanggung jawabku.
                              Hari, tempat dan waktu latihan telah ditentukan. Karena aku tidak terlalu berminat dalam bidang teater, jadi hari-hari latihanku sangat membosankan. Tapi entah mengapa tiba-tiba semakin dekat dengan hari lomba, rasanya semakin nyaman. Maksudnya aku lebih terbiasa dan lama-lama aku jadi bersemangat menuju lomba. Di H-1 menjelang lomba, aku lebih bersemangat lagi.
                            Tak terasa, kini saatnya hari H. Hari ini adalah hari lomba. Aku merasa deg-degan. Tapi dengan usaha dan semangatku, aku yakin aku pasti bisa melakukannya. Disaat kami tampil, aku hanya bisa pasrah sajalah. Aku berusaha semampuku dan lebih aku tingkatkan lagi. Akhrinya selesai juga kami tampil. Lega rasanya, tapi aku masih deg-degan menunggu hasil lomba.
                            Saatnya juri membacakan hasil lomba. Benar-benar menegangkan. Juri membacakan hasil lomba mulai dari juara harapan 3 sampai ke juara 1.
"Juara Harapan 3.."   Hhuuhh.. untung saja bukan kami.
"Juara Harapan 2.."  Ternyata kami masih beruntung
"Juara Harapan 1.."  Kami lebih beruntung lagi.
"Juara 3..." Kami berharap bukan kami yang disebutkan. Tapi ternyata disebutkan juga.
Harapanku bisa mencapai juara 1, tapi tak apalah. Itu sudah lebih dari cukup. Akan kujadikan sebagai pengalaman pertamaku.
                              Lomba pertamaku ini benar benar membuatku terkesan. Aku semakin menekuni bidang teater. Tapi hanya sebagai hiburan. Ternyata teater ini merupakan bakat baruku yang selama ini terpendam. Sebaiknya aku harus berusaha lebih keras lagi. Karena akan ada lomba teater lagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar